Postingan

Hampir Gila

Hampir Gila Oleh: Pugar Megantara “Untuk Sang Dewi Pujaan Hati.” Semilir angin selepas hujan pergi. Sisakan bau basah nan menggoda. Aku terduduk dan berkhayal. Tentang kamu wahai sang dewi. Kuhisap puntung demi puntung. Agar khayalku tak pernah buntung dan terkatung-katung. Kuhirup aroma tubuhmu yang menggoda. Lalu kubelai rambut panjangmu yang basah. Secangkir kopi kini telah habis. Namun panggilannya tak pernah ku gubris. Aku masih terdiam dengan khayalku. Dan kini diamku makin membatu. Hingga sampai akhir khayalku. Hingga bercucurnya air mataku. Hingga akhirnya akupun sadar. Kalau kau telah tiada. Dewi… akhirnya kini aku mengerti. Kalau yang tiada tak mungkin kembali. Selamat jalan, semoga tenang wahai bidadari. Dan sampai jumpa di akhirat nanti. Garut, 07 Oct. 17

5%

5% Pugar Megantara Kudapati pagi ini secangkir robusta panas tersuguh di hadapanku. Karena senyummu bukan lagi untukku. Di temani senandung lagu rindu, Bersama pilu yang menggebu. Tak perlu kusebutkan lagu itu. Karena kaupun tahu itu. Pagi ini dunia berpihak padaku hanya 5% Karena telah rela menyuguhkan secangkir kopi padaku. Sedang yang 95% lagi itu hanya sedih. Bersama gumpalan kabut dan rintik hujan membasuh nadi. kau tahu? Pernah suatu masa dunia berpihak padaku 100% Kala senyummu masih untukku. dan Ragamu masih dapat tersentuh. Menurutku itu kebahagiaan yang sangat hakiki. kala masih dapat melihat senyum di mataku. kini semuanya berakhir. dan aku berada pada titik terendah di keterpurukanku. Garut, 29 Maret 2018